Rabu, 17 September 2008

INDUSTRI INFORMASI DI INDONESIA

Setiap orang memerlukan informasi untuk menunjang kegiatan mereka dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peningkatan taraf hidup mereka. Informasi yang dibutuhkan tersebut antara lain : (a) kebutuhan informasi rutin (every day need) (b) kebutuhan informasi mutakhir (currend need) (c) kebutuhan informasi mendalam (exhaustive need) dan (d) kebutuhan informasi sekilas (cathching need). Seperti yang disampaikan Lasa HS (1998: 65). Karena itulah maka informasi kemudian merupakan kebutuhan yang selayaknya mendapatkan pemenuhan yang cukup.
Dari sinilah kemudian muncul bahwa informasi merupakan sebuah komoditas yang bernilai sangat tinggi dan sangat memegang peranan dalam dunia ekonomi. Untuk mendapatkan informasi yang berkualitas tinggi, maka informasi itu harus dapat ditandai dengan tiga pilar utama, yaitu accuracy, time lines dan relevancy. (Feather John, 1998}. Informasi yang akurat dimaksudkan informasi tersebut tepat dan sesuai sasaran serta bebas dari keberpihakan/bias. Informasi yang tepat waktu dimaksudkan informasi tersebut disampaikan tepat pada waktu yang dikehendaki oleh pencarinya. Sedangkan relevan dimaksudkan informasi tersebut punya kecocokan dan berhubungan dengan informasi yang dicari.
Walaupun ekonomi baru telah melanda dunia yaitu dengan munculnya apa yang disebut dengan new economy, sebagai kontribusi dari era ekonomi informasi yang menambahkan nilai nir-batas (borderless), transparansi, free-trade, real-time, dan demokratisasi pada ekonomi sebelumnya.Ekonomi baru ini kemudian ditandai dan banyak diwarnai oleh eforia bisnis dot.com.yang merupakan upaya menambahkan nilai-nilai old economy yang diperkuat oleh adanya teknologi informasi dan ICT (Information and Communication Technology). Akhirnyapun paradigma ekonomi tetap tidak berubah yaitu bagaimana memberikan keuntungan maksimal dalam semua aktivitas bisnis.
Penyediaan informasi sebagai komoditas dan bagian dari aktivitas ekonomi membawa dampak akan adanya ketersediaan dan permintaan. Untuk menciptakan pemenuhan kebutuhan ini dan mendapatkan layanan yang lebih baik, penyediaan dalam jumlah besar dan harga yang kompetitif maka muncullah kemudian bangunan industri Informasi yang semakin berkembang. Perkembangan yang pesat dalam industri Informasi ini didukung oleh senakin besarnya permintaan Masyarakat akan produk industri informasi baik itu dari perangkat, jasa maupun layanan.
Tulisan ini mencoba memaparkan lebih dalam mengenai Industri Telekomunikasi, Cakupannya, melihat secara umum industri informasi di dunia dan memberikan perhatian khusus tentang apa yang telah dan sedang terjadi dalam industri informasi di Indonesia dan upaya pengembangannya walaupun kalau melihat indonesia maka tidak bisa lepas dengan negara dunia lainnya karena indonesia merupakan bagiaan darinya. Tulisan Ini juga akan melihat Pengembangan Industri Informasi melalui Sinergi dengan banyak fihak.


Arti Industri Informasi

Terkadang dalam pikiran kita jika kita membahas industri terbanyanglah sebuah pabrik yang memproduksi barang dengan jumlah banyak untuk dipasarkan kembali sehingga didapat banyak keuntungan finansial. Pikiran tersebut tidak sepenuhnya salah karena memang ada industri yang berciri demikian, yang terjadi aadalah bahwa pengertian industri kemudian berkembang dari yang hanya memproduksi barang bergerak ke wilayah penyediaan jasa. Berbagai penyediaan jasa termasuk jasa keuangan dan informasi.
Industri secara umum adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba. Misalnya "industri musik", "industri mobil", atau "industri ternak".
Istilah industri juga digunakan bagi suatu bagian produksi ekonomi yang terfokus pada proses manufakturisasi tertentu yang harus memiliki permodalan yang besar sebelum bisa meraih keuntungan. Dalam kasus ini sebenarnya lebih tepat disebut industri besar.Istilah ini bisa kita dapat dari situs wikipedia.
Dalam perencanaan ekonomi dan wilayah urban, kawasan industri adalah penggunaan lahan dan aktivitas ekonomi secara intensif yang berhubungan dengan manufakturisasi dan produksi.
Merujuk kepada definisi kedua, industri besar adalah kunci utama produksi di Eropa dan Amerika Utara pada periode Revolusi Industri, yang menyebabkan berakhirnya era merkantilisme dan feodalisme melalui penerapan teknologi yang tepat guna dalam proses produksi, misalnya penggunaan mesin uap, mesin tenun, dan pengembangan produksi skala besar bahan baku baja dan batu bara.
Jalur kereta api dan kapal-kapal uap kemudian berkembang untuk mempermudah transportasi barang-barang yang sudah menjadi berlimpah. Akibatnya pengertian industri kemudian bergeser dari pengertian hanya memproduksi barang secara massal menjadi berkembang ke wilayah jasa. Secara umum Negara-negara industri biasanya mengembangkan ekonomi kapitalisme, yang melihat bagaimana industri industri tersebut dapat memberikan keuntungan sebesar besarnya bagi pemilik modal.
Konsep dasar informasi terdapat beberapa definisi, antara lain bahwa informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Dapta juga merupakansesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan. Atau dalam dunia Bisnis dan pengambilan keputusan bisnis informasi merupakan organisasi data yang membantu untuk memilih antara melakukan atau tidak melakukan tindakan dalam upaya mencapai tujuan suatu perusahaan.
Jadi Industri Informasi merupakan satu industri yang berkaitan dengan penyediaan perangkat informasi dan telekomunikasi baik keras maupun lunak serta hal hal lain yang bersinggungan dengannya seperti layanan dan jasa baik merupakan industri manufaktur atau jenis lain yang dengan teknik dan metode tertentu dapat menghasilkan laba atau meraih keuntungan.


Cakupan Industri informasi

Dalam industri informasi ini terlalu banyak jenis dan terlalu banyak pendekatan yang berbeda untuk mengklasifikasikannya. Meskipun tidak ada standar yang baku dalam pemilahannya namun dalam industri pengetahuan ada tiga kelompok utama yang dapat di klasifikasikan atau digolongkan sebagai bentuk bagian dari Industri Informasi.
Pertama, adalah Industri Komputer, yang meliputi industri perangkat keras maupun perangkat lunak. Industri ini menghasilakan alat alat untuk kepentingan komputasi baik perusahaan perusahaan komputer seperti IBM, Hp, Acer, Thosiba juga bagian dari peralatan komputer seperti prosessor, Media penyimpanan, Chipset, VGA card maupun pheriferal lainnya (Frank Webster, 2002). Dalam bidang perangkat lunak adalah perusahaan perusahaan yang memproduksi Software misalnya Microsoft, Perusahaan anti virus misalnya Mc Affee, NAV, Grisoff dan lainnya Juga Corell Corp serta perusaaan perusahaan lain yang bekerja di dunia software.
Yang kedua adalah Industri Atau perusahaan yang berhubungan dengan dunia telekomunikasi. Biasanya memberikan servis atau layanan Jasa untuk bidang Telekomunikasi. Bisa merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider).
Ketiga adalah industri industri yang menjual contens atau isi informasi. Termasuk dalam perusahaan ini adalah internet dan perusahaan perusahaan Online seperti amerika Online, Prodigi, Compuserve. Juga industri yang menyediakan pangkalan pangkalan data Online untuk kepentingan pendidikan, penelitian maupun kajian ilmiah.

Perkembangan Industri Informasi Dunia
Dalam dunia industri komputer dunia perkembangannya sangat cepat dengan ditemukannya teknologi teknologi baru. Ditandai dengan semakin dengan meningkatnya teknologi informasi yang digunakan masyarakat dunia .Semua dapat kita lihat dalam tabel berikut:

Information Technology Usage Trends
1990 1995 2000 2005 2010
Cellular Subscribers Per 1,000 People
USA (#) 21.1 127 388 683 946
W. Europe (#) 9.1 60 634 930 1,008
Asia-Pacific (#) 0.4 7.1 71 230 379
Worldwide (#) 2.1 15.6 123 319 478
Internet Users Per 1,000 People
USA (#) 7.2 105 477 668 839
W. Europe (#) 0.5 22 244 535 788
Asia-Pacific (#) 0.03 1.2 34 116 193
Worldwide (#) 0.4 7.9 69 167 262
PCs In-Use Per 1,000 People
USA (#) 192 321 628 778 932
W. Europe (#) 69 158 330 543 755
Asia-Pacific (#) 4.8 14.6 39 75 118
Worldwide (#) 18.6 40 87 140 201

Daftar Perusahaan Industri Informasi Besar di Dunia

Major computing companies

Cellular hardware
HTC • Motorola • Nokia • Palm • Qualcomm • RIM • Sony Ericsson • Sagem

Conglomerates
HCL • Hitachi • LG • Matsushita • NCR • Philips • Samsung • Siemens • Sony • Thomson • Toshiba

Computer hardware
Acer • ASUS • Dell • Fujitsu Siemens • Lenovo • Quanta

Computer networks
3Com • Alcatel-Lucent • Allied Telesis • Avaya • Cisco • Ericsson • Foundry • Huawei • Juniper • Nokia Siemens • Nortel • ZTE

Dot-com/web services
Amazon.com • AOL • eBay • Google • Microsoft • Yahoo!

Electronics manufacturers
Celestica • Elcoteq • Flextronics • Foxconn • Jabil • Kimball • Plexus • Quanta • Sanmina-SCI • SMTC • Solectron

IT consulting
Accenture • ACS • Atos Origin • Avanade • BearingPoint • Booz Allen Hamilton • BT • Capgemini • CGI • Cognizant • CSC • Deloitte. • EDS • First Data • Fujitsu • Getronics • HCL Tech • HP TSG • IBM Global Services • i-flex • Indra • Infosys • Keane • LogicaCMG • Orange Business Services • PA • Perot • SAIC • Sapient • Satyam • TCS • TietoEnator • Titan • Unisys • Wipro

Storage
EMC • Maxtor • NetApp • Seagate • Western Digital

Semiconductors
AMD • Broadcom • Elpida • Fairchild • Freescale • Hynix • Infineon • Intel • Micron • National • NVIDIA • NXP • Qimonda • Renesas • Rohm • Sharp • STMicroelectronics • TI • TSMC • VIA

Software
Adobe • CA • EA • Intuit • McAfee • Microsoft • Nintendo • Novell • Oracle • Red Hat • SAP • Symantec

Telecom
3 • Airtel • América Móvil • AT&T • BT • Cablevision • Comcast • Deutsche Telekom • Earthlink • France Télécom • KT • NTT • O2 • Orange • Qwest • RCN • Rogers • SK Telecom • Sprint Nextel • Swisscom • T-Mobile • Telecom Italia • Telefónica • Telmex • Time Warner • Verizon • Virgin • Vodafone

Vertically integrated
manufacturers
Apple • HP • IBM • NEC • Sun


Diatas ditampilkan tabel tentang perusahaan perusahaan dan Industri informasi yang sekarang menguasai bisnis dunia. Diambil dari situs wikipedia dan http://www.c-i-a.com/pr0707.htm. Dengan banyaknya pemain Teknologi informasi di dunia membawa akibat pada kerasnya persaingan diantaranya.
Bentuk persaingan dalam industri ini dapat dilihat seperti persaingan antara Intel corp dengan AMD dalam perebutan pasar prosessor. Secara Konsisten Intel Memasok industri komputer komputer dengan Chip yang jauh lebih kuat, membuat efisiensi dalam industrinya dan selalu membuat pabrik baru setiap sembilan bulan untuk bersiap siap menghadapi babak berikut dari siklus yang ada. Setiap pabrik baru ini merupakan pertaruhan US$ 2 Milyar untuk masa depan. AMD berupanya untuk mengejar ketinggalannya dengan permainan serupa dengan meningkatkan riset dan pengembangan dengan Harga yang lebih murah. Namun intel dengan pandai membangun namanya sendiri diluar dunia produksi komputer dengan cara mendesak agar semua PC dengan prosessor Intel dipasangi stiker “ Intel Inside”. Perusahaan telah menumbuhkan kesadaran merk di masyarakat dan berpikir tanpa stiker itu maka orang berpikir itu pasti komputer jelek. Akibatnya Intel tak terkejar. (Nick Skellon 2000: 27)
Di bidang Industri Perangkat Lunak kita melihat perkembangan Microsoft meninggalkan para pesaingnya. Pada awal akses internet maka Browser yang menjadi andalan adalah Nascape Navigator dari Nascape Commonication. Nascape menghadiahkan secara Cuma Cuma browser mereka. Dan hal itu berjalan luar biasa, perusahaan itu menjadi sorotan. Dalam waktu lima bulan saja Nascape meraup 70 % pasar browser yang sedang berkembang. Dan Microsoft terseok jauh dibelakangnya. Saham Nascape meroket sehingga perusahaan muda itu bernilai US$2.7 Milyar. Mereka mengkritik microsoft sebagai pelaku yang lemah. Tersengat atas hal itu Microsoft mengembangkan browser tandingan yaitu internet exploler, Bill Gates menyatakan mengerahkan 2000 Programernya dengan US$2 milyar pertahun dana untuk mengembangkannya. Saham Nascape Jatuh US$30 perhari, Bahkan Sampai kemudian Integrasi Exploler dengan windows sehingga menyatu sempurna, tiba tiba saja Nascape Leyap dengan kerugian besar dan saham yang jatuh. Inilah perjalanan industri Informasi yang terkadang sangat kejam. (Nick Skellon 2000: 27)


Perkembangan Industri IT di Indonesia

Perkembangan internet di dunia telah membawa dampak yang signifikan bagi Industri IT di Indonesia seperti menjamurnya ISP, munculnya software house baik besar maupun kecil dan bermunculannya web commerce yang tidak pemah terbayangkan sebelumnya. Perkembangan spin off industri penunjang, maupun industri yang diakibatkan oleh adanya usaha Internet di Indonesia dapat dilihat di situs Kamar Dagang Indonesia (KADIN) http://www.kadin.net.id/busisinessnet/ dan halaman kuning http://www.yellowpages.co.id.
Pada tahun 2005, paling tidak ada 1608 perusahaan yang bergerak di teknologi informasi yang dapat di cari melalui situs http://www.yellowpages.co.id. Angka tersebut sebetulnya merupakan peningkatan yang cukup drastis (148%) dari tahun 2004.

# perusahaan 2004 # perusahaan 2005 % kenaikan
computer consultants 53 60 13%
computer internet 59 89 51%
computer programming consultants 52 137 163%
computer software 68 314 362%
computer total solution 27 72 167%
Multimedia 13 17 31%
Software 88 148 68%
e-commerce 2 0 -100%
Information technology 24 161 571%
Internet – services 133 358 169%
Internet data 13 22 69%
Internet portal 25 37 48%
Internet provider 90 174 93%
web design 2 19 850%

Tampak pada tabel di atas bahwa kebutuhan akan jasa yang terkait dengan Internet meningkat dengan tajam, hal ini terlihat dengan peningkatan yang cukup signifikan pada perusahaan yang memberikan servis yang berhubungan dengan Internet. Konsultan komputer, programming, software dan penyedia solusi total juga tumbuh untuk memenuhi kebutuhan.
Hal yang menarik untuk dilihat ternyata perusahan yang memberikan servis e-commerce menghilang dari peredaran. Mungkin hal ini terkait dengan banyaknya carder di Indonesia, banyaknya penipu yang berbisnis di Internet. Memang memalukan, semoga tim cybercrime dari polisi maupun komunitas dunia maya di Indonesia dapat bekerja untuk memperbaiki hal ini.
Berdasarkan data yang ada di Yellowpages, perusahaan teknologi informasi terdistribusi tidak merata di Indonesia. Umumnya perusahaan ini berlokasi di Jakarta, selanjutnya di Surabaya dan Bandung. Hanya sedikit sekali perusahaan yang ada di luar jawa, seperti, Medan (43 perusahaan), Bali (32 perusahaan), Palembang (4 Perusahaan), dan Makassar (6 Perusahaan). Distribusi lengkap, beserta persen kenaikan antara tahun 2004-2005 di perlihatkan di tabel berikut.

City #perusahaan
2004 #perusahaan 2005 % kenaikan
Jakarta 466 1114 139%
Surabaya 25 143 472%
Medan 29 43 48%
Bandung 75 120 60%
Denpasar 15 32 113%
Yogyakarta 14 76 443%
Semarang 23 70 204%
Palembang 2 4 100%
Padang 0 0%
Makassar 6 ?
Total 649 1608 148%

Yang cukup mengagumkan untuk di catat adalah kenaikan yang sangat tinggi (443%) di Jogyakarta. Sangat menarik untuk kita catat karena seperti kita ketahui Sultan Jogyakarta mendeklarasikan wilayah DIY sebagai wilayah cyber. Di samping itu, Jogyakarta di kenal sebagai kota pelajar dengan banyak sekali universitas dan sekolah tinggi, sehingga cukup banyak sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan usaha & aktifitas teknologi informasi yang demikian drastis.

Terlihat jelas bahwa kombinasi keberadaan Sumber Daya Manusia yang berpendidikan tinggi di sebuah kawasan / wilayah yang di padukan dengan kebijakan progressif yang mendukung akan menjadi kunci perkembangan industri teknologi informasi secara drastis.Sebetulnya yang disamoaikan disini adalah bahwa apa yang ada di halaman kuning sebetulnya hanya merepresentasikan sebagian kecil dari berbagai usaha yang berbasis teknologi informasi di Indonesia. Pada hari ini, cukup banyak usaha dan transaksi dari usaha teknologi informasi yang dilakukan di Internet karena umumnya para aktor, para konsultan, para tenaga ahli umumnya semua berada & berinteraksi di Internet, sehingga lebih memudahkan bagi mereka untuk berinteraksi langsung di Internet daripada melalui halaman kuning.
Angka pertumbuhan internet di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 700 % per tahun, sementara dunia hanya sebesar 100 %. Berdasarkan Iaporan WoiId Telecommunication Development Report, jumlah pengguna pengguna internet pada tahun 2000 sebesar 80.000 pengguna dengan jumlah populasi PC sebanyak 940.000 dan jumlah host sebanyak 9591. Jumlah PC sampai awal tahun 2001 mi sudah mencapai 3 juta, sehingga diperkirakan jumlah pengguna internet pada tahun 2000 berjumlah 260 ribu. Pertumbuhan yang sangat signifikan apalagi mengingat kondisi krisis ekonomi. Pertumbuhan mi diperkirakan akan Iebih tinggi Iagi apabila tidak terjadi krisis ekonomi.
Dengan masuknya Internet dalam era komersial pada awal kemunculannya, maka bermunculanlah situs commerce di Indonesia. E-Commerce mernpakan suatu bentuk elektronisasi atau digitalisasi berbagai bentuk proses jual beli dan berbagai bentuk transaksi bisnis Iainnya. Definisi proses jual bell dan transaksi bisnis Iamn di sini di mata produsen meliputi mengiklankan produk, menawarkan servis, membedkan cara transaksi online dengan Online Payment Systems yang balk, akses informasi secara online (seperti online seminar dan teletraining) serta beberapa aktifitas lain.
Proyeksi eStats di tahun 2000 konsumen eCommerce di dunia, akan tumbuh menjadi 92 % dari pengguna internet dan dari jumlah ini aktual transaksi tumbuh menjadi 45 % dari pengguna internet. Jika di tahun 2004 dinyatakan pengguna Internet menjadi 142 juta maka berarti 130,64 juta pengguna internet akan memiliki lifestyle eCommerce, di mana aktual pengguna yang transaksi akan tumbuh menjadi 63,9 juta. Indonesia pada tahun 2005,dinyatakan pengguna intemetnya akan tumbuh menjadi konsumen eCommerce.
Layanan informasi kini beralih kepada pemanfaatan teknologi Internet. Yellow Pages (Buku Telepon) kini bisa juga didapat pada Internet, informasi billing telkom kini juga sudah dapat dinikmati melalui Internet. Tidak menutup kemungkinan Iayanan telekomunikasi lain juga dapat memanfaatkan teknologi Internet, Voice Over IP dan Fax Service via Internet serta jasa-jasa telekomunikasi Iainnya.
Semakin banyaknya kegiatan pemanfaatan perangkat telekomunikasi yang ada menyebabkan arah percepatan Teknologi Informasi di Indonesia bergerak ke pengembangan perangkat lunak dan kontent yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi yang ada.
Berkembangnya industri perangkat Iunak dan kontent juga diakibatkan oleh karena adanya kebutuhan dari beberapa pihak terhadap informasi dalam format yang Iebih sesuai untuk kepentingannya. Kebutuhan tersebut diakomodasi oteh perangkat Iunak sebagai pengolah data/informasi dan softwarenya lebih dikenal sebagai suatu Decision Support System (DSS).
Kalau industri software dan kontent di Indonesia menunjukkan kurva tumbuh, tidak demikian halnya dengan industri dalam negeri hardware konvensional telekomunikasi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi, industn perangkat keras dalam negeri banyak mengalami kemunduran, karena tidak didukung dengan kapital yang besar dan dukungan R&D yang kuat.
Dibidang telekomunikasi muncullah Telkom sebagai raksasa industri Telekomunikasi Nasional. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM (yang selanjutnya disebut juga Perseroan atau Perusahaan) menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.
Sampai dengan 31 Desember 2006 jumlah pelanggan TELKOM sebanyak 48,5 juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,7 juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 4,2 juta pelanggan dan 35,6 juta pelanggan jasa telepon bergerak. Pertumbuhan jumlah pelanggan TELKOM di tahun 2006 sebanyak 30,73% telah mendorong kenaikan Pendapatan Usaha TELKOM dalam tahun 2006 sebesar 23% dibanding tahun 2005.
Selama tahun 2006 TELKOM telah menerima beberapa penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, di antaranya The Best Value Creator, The Best of Performance Excellence Achievement, Asia’s Best Companies 2006 Award dari Majalah Finance Asia.
Saham TELKOM per 31 Desember 2006 dimiliki oleh pemerintah Indonesia (51,19%) dan pemegang saham publik (48,81%), yang terdiri dari investor asing (45,54%) dan investor lokal (3,27%). Sementara itu harga saham TELKOM di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2006 telah meningkat sebesar 71,2% dari Rp 5.900,- menjadi Rp 10.100,-. Kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir 2006 sebesar USD 22,6 miliar. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) mencatat laba bersih tahun buku 2005 senilai Rp7,99 triliun, atau naik 20,84 % dibanding tahun buku 2004.
Dibelakang Telkom menyusul Indosat, didirikan tahun 1967 sebagai Penyedia jasa Telekomunikasi Internasional, Satelit, termasuk sambungan langsung internasional, komunkasi data, sirkit sewa internasional, transmisi Televisi untuk tanyangan langsung. Di Tahun 2006 menyelenggarakan 3.5 Broadband dngan teknologi HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) dengan kecepatan 7,2 Mbs.
Pertempuran keduanya menarik apalagi dalam meihat momen momen tertentu seperti lebaran yang merupakan surga bagi penyedia layanan seluler. Selama Hari Raya Idul Fitri 1424 H ini pengguna jasa pesan singkat – short message service (SMS) melonjak tajam. Operator telepon seluler seperti Telkomsel, Excelcomindo, Satelindo, dan indosat mengaku mengalami peningkatan trafik sebanyak 2-3 kali lipat dari biasanya. Pengguna dimanjakan dengan berbagai layanan mudik yang mereka selenggarakan bahkan Telkom masuk rekor Muri sebagai Penyedia informasi mudik dan penyedia layanan mudik terbanyak.


Strategi pembangunan industri IT di Indonesia

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, jasa telekomunikasi di Indonesia saat ini pun sudah mengalami pergeseran menuju Iayanan informasi. Sehingga perkembangan jasa telekomunikasi sangat ditentukan oleh ketiga unsur industn pendukung teknologi inforrnasi.
Kondisi krisis yang tengah dialami bangsa Indonesia membuat hampir semua sektor industri di Indonesia mengalami masa-masa sulit, terutama bagi industri yang membutuhkan modal dan biaya operasi yang tinggi. Hal yang sama juga dialami industri IT. Sejumlah pernsahaan yang bergerak di bidang pengembangan perangkat keras, khususnya industri elektronika dan perangkat telekomunikasi, mengalami defisit yang luar biasa. Namun secara kontradiktif, ada suatu perkembangan yang harus terus berlangsung di bidang jasa telekomunikasi. Kondisi lain yang tidak mendukung adalah berjayanya pemain-pemain besar dunia di bidang industri elektronika dan telekomunikasi di Indonesia. Mereka memang hams diakui dapat menawarkan produk-produk perangkat keras yang balk dalam segala aspek selain memang perkembangan teknologi informasi di Indonesia sudah dalam kendali mereka.
Suatu celah yang masih terbuka Iebar adalah penyediaan content dalam pengembangan jasa telekomunikasi baru. Industri yang kompeten dalam penyediaan content adalah industri perangkat Iunak. Industri ini membutuhkan investasi yang relatif kecil dibandingkan industri IT lain yang bersifat hardware. Investasi yang paling utama dalam industri perangkat lunak adalah kemampuan sumber daya manusia. Saat ini sudah banyak perguruan tinggi yang setiap tahunnya menghasilkan ratusan hingga ribuan sumber daya manusia profesional di bidang pengembangan perangkat Iunak. Jadi dari sisi penyiapan sumber daya manusia, industri perangkat Iunak di Indonesia memiliki potensi yang baik.
Permasalahan selanjutnya adalah mencari cara yang efektif untuk mengoptimalkan sumber daya manusia bidang pengembangan software yang berpotensi dalam mendukung pengembangan jasa telekomunikasi. Salah satu kunci keberhasilannya adalah tumbuh subumya inovasi dan kuatnya R&D telekomunikasi. Jasa-jasa telekomunikasi barn di negara-negara yang sudah lebih maju, seperti Jepang dan Singapura, Iahir karena inovasi yang begitu subur serta kuatnya dukungan R&D telekomunikasi untuk mewujudkan inovasi-inovasi tersebut. Untuk dapat Iahir sebagai suatu jasa baru, maka suatu inovasi perlu mendapatkan dukungan investasi. Sebagian investasi dibutuhkan untuk kegiatan R&D tersebut. Namun di tengah kondisi krisis yang masih melanda Indonesia, investasi yang besar jelas mernpakan sesuatu yang tidak mungkin. Dengan demikian kuncinya terdapat pada pengembangan perangkat Iunak yang membutuhkan investasi jauh Iebih kecil.
Lambat laun, namun pasti, pertumbuhan jasa telekomunikasi baru tersebut akan memberikan kontribusi yang berharga bagi perekonomian bangsa. Di saat kondisi sudah membaik, maka industri elektronika dapat kembali tumbuh untuk memberikan akselerasi yang Lebih tinggi pada perkembangan jasa telekomunikasi.
Dengan melihat kondisi industri IT dalam negeri dan trend global IT, muncul beberapa tantangan dan peluang bagi industri IT dalam negeri untuk tumbuh dan bersaing dalam indusri IT global.
Beberapa kebijakan yang perlu difokuskan agar industri IT dalam negeri mencapai daya saing global adalah sebagai berikut:

• Mengarahkan investasi pada sektor industri teknologi Informasi
Dalam masa perkembangan teknologi yang sangat cepat seperti saat mi hampir tidak mungkin rasanya Indonesia ‘mengejar’ ketertinggalan teknologi dalam bidang manufaktur/hardware. Kesulitan ini muncul tidak hanya karena semakin cepatnya perkembangan teknologi yang sangat cepat tetapi juga karena untuk memajukan suatu industi manufaktur dengan teknologi tinggi dibutuhkan biaya yang sangat besar.
Berbeda dengan industri manufakturlainnya, industri teknologi informasi walaupun berkembang dengan sangat cepat tetapi refatif masih dapat ‘dikejar’ dengan biaya yang Iebih realistis bagi Indonesia saat in Sifat teknologi informasi yang ‘Iebih terbuka’ juga memungkinkan Indonesia untuk dapat bersaing dalam memperoleh informasi mengenai teknologi informasi dengan Iebih mudah dan cepat (sesuai dengan sifat dari teknologi inforrnasi itu sendiri).
Pernbahan arah dari industri telekomunikasi, informasi dan elektronika di Indonesia dari ‘hardgoods’ kepada industri yang berorientasi kepada ‘softgoods’ bisa dilakukan oleh industri telekomunikasi, informasi dan elektronika yang ada saat ini dengan mengubah ‘fokus’ keahlian sumber daya manusianya. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan biaya yang relatif Iebih kecil dari biaya yang dibutuhkan untuk melakukan investasi di industri manufaktur.

• Meningkatkan dan mengefektifkan fungsi Research and Development khususnya dalam teknologi informasi.
Salah satu ketertinggalan yang utama dan bangsa indonesia dalam industri teknologi telekomunikasi, informasi dan efektronika adalah masalah penguasaan teknologinya. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut perlu dilakukan perubahan alokasi anggaran di masing-masing industri telekomunikasi, informasi dan elektronika dengan meningkatkan porsi untuk Research and Development.
Secara keselurnhan saat ini porsi anggaran R & D di industri telekomunikasi, informasi dan elektronika masih sangat rendah apabila dibanding dengan negara maju yang menguasai teknologi saat ini. Dengan rendahnya biaya R & D mi maka Indonesia akan semakin tertinggal dari ‘pemilik’ teknologinya. Pentingnya research and development dalam industri yang memfokuskan did pada ‘softgoods’ sangat berkaitan dengan modal utama yang dibutuhkan dalam pengembangan produklservice ‘softgoods’ yaitu sumber daya manusia. Dalam industri teknologi telekomunikasi, informasi dan elektronika faktor sumber daya manusia menjadi ‘modal’ utama yang sangat penting, untuk itu diperlukan serangkaian pendidikan yang didukung oleh adanya research dan pengembangan yang dilakukan secara kontinu.
• Sesegera mungkin membangun regulasi untuk menunjang e-commerce
Sejak dimulainya perdagangan barang melalui cara tradisional di pasar kemudian proses perdagangan yang dipercepat dengan memanfaatkan angkutan sebagai saran perpindahan barang sampai pada saat mi perdagangan yang memanfaatkan kecepatan cahaya (internet) untuk rnelakukan transaksi, perdagangan selalu tergantung pada hukum dan aturan yang berlaku antara pembeli dan penjual. (Onno W. Purbo, 2004),
Dengan munculnya teknologi infomasi sebagai sarana melakukan perdagangan maka munculah beberapa masalah yang tadinya tidak ada dalam perdagangan sebelumnya seperti perdagangan lintas negara. Dengan adanya perdagangan Lintas negara mi seorang pembeli dapat membeli produk dan negara manapun tanpa perlu bertemu dengan produsennya, hal mi akan semakin kompleks
Apabila produk yang dibeli adalah barang (hardgoods) karena menyangkut regulasi eksport import dari sautu negara ke negara lain.
Dalam hal regulasi ini banyak pihak bersepakat bahwa dunia perdagangan virtual me!alui teknologi informasi mi sebaiknya diatur oleh suatu regulasi yang tidak terlalu mengikat karena justru akan menghambat perturnbuhan perdagangan itu sendiri.
Untuk itu ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menciptakan regulasi untuk perdagangan yang memanfaatkan teknologi informasi ini:
• Sektor swasta harus mengambil peran utama dalam mengembangkan regulasi dalam perdagangan ml, karena internet adalah ‘market driven arena’ dan bukan ‘regulated arena’ yang dari awalnya muncul karena dorongan pasar. Pada awalnya pasar atau perdagangan di internet memang muncul dari kebutuhan pasar itu sendiri tanpa adanya dorongan atau campur tangan pemerintah, sehingga sektor swasta sebagai pihak yang memunculkan perdagangan ini harus mengambil Iangkah terdepan untuk menciptakan aturan lingkungannya.
• Terlalu banyak Larangan akan menghambat perkembangan perdagangan karena yang diperlukan dunia perdagangan virtual ini sebenarnya adalah sekedar aturan main untuk meingkatkan kepercayaan penjual dan pembeli.
• Keterlibatan pemerintah dalam menciptakan aturan main sebaiknya ditujukan untuk mendukung terciptanya Iingkungan hukum yang mudah dan simple untuk perdagangan elektronis. Dalam hal ini pemerintah diharapkan dapat menciptakan aturan yang dipermudah terutama dalam proses pembuktian suatu transaksi yang bergeser dari hardcopy kepada format digital.
• Regulasi yang mengatur perdagangan dengan rmemanfaatkan teknologi informasi harus mempertimbangkan regulasi di negara lain karena perdagangan mi mernpakan perdagangan global yang tidak mengenal batas negara.


Mewujudkan Sebuah Sinergi

Akhirnya adalah sangat perlu adanya sinergi antara Pemerintah,dunia pendidikan dan dunia industri seperti yang terjadi dalam sebuah seminar di Universitas Pederbon Jerman. Acara tersebut adalah kegiatan rutin yang disebut Industrie trifft Informatik, yang artinya dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti temu industri dan informatik. Tujuannya acara ini adalah mempertemukan antara para akademisi, peneliti dengan industri dan pengguna di lapangan. Sehingga seminar ini tidak sekedar unjuk gigi kemampuan akademis, tetapi lebih kepada kemampuan menyelesaikan permasalahan sehari-hari terutama masalah regional. Bentuk Hubungan yang diharapkan seperti dalam gambar berikut:




Bentuk Sinergi Industri Informasi

Pertemuan ini diikuti dengan Proyek MuSoft disponsori ZiP – Zukunfs investitions programms der Bundesregierung suatu institusi pemerintah yang memiliki tujuan untuk menginvestasikan pendidikan di masa depan. Institusi ini di bawah Bmbf, kementerian riset dan pendidikan Jerman. Proyek yang menghabiskan dana sekitar 4,5 juta DM ini mencoba mengembangkan suatu platform eLearning (dalam definisi mereka eLearning adalah perangkat elektronis yang menunjang proses pendidikan, jadi bukan sekedar Web Based Training atau Computer Based Training saja). Dalam proyek ini dikembangkan metoda teknik software yang mendukung ke arah tujuan ini, juga dikembangkan materi multimedia pelajaran teknik software.
Selain itu ada Proyek Mathkid yaitu Proyek yang simple tapi bermanfaat ini mencoba menyediakan suatu fasilitas bagi siswa untuk mempelajari matematika secara mudah melalui Web. Perangkat yang dikembangkan ini mengintegrasikan beberapa perangkat bantu matematika yang dimanfaatkan sebagai back-end (misal MuPAD). Juga dilengkapi dengan beberapa applet Java, sehingga siswa dapat melakukan eksplorasi secara interaktif dan tidak bergantung pada platform yang dimiliknya. Siswa diharapkan lebih mudah dan senang mempelajari matematika.
Proyek yang lain adalah CampusSource, proyek ini bernafaskan Open Source dan didanai oleh pemerintah bagian NRW - Nordrhein Westfallen,Jerman, bertujuan menyediakan perangkat lunak Open Source yang dapat mendukung proses dan operasional lembaga pendidikan, juga materi online, serta menjalin kerja sama dengan perusahaan dan universitas di satu daerah. Sisi utama dari proyek ini adalah pembentukan bursa perangkat lunak yang berkualitas.
Kerja sama nyata ini misal tertuang dalam penyusunan program studi bersama, proyek kerja sama, pelatihan yang ditujukan untuk pengembangan daerah. Bahkan Pada kesempatan ini ada pernyataan dari Siemens mengenai program pendidikannya yang baru yaitu IT-Consulting Academy. Yang membuka program pendidikan dan praktek kerja, dan memberikan gelar Bacholer of Economics (7 semester), Bachelor of Computer Science (6 semester), Bachelor in Management Engineering (6 semester), dan lain-lainnnya. Pendididikan di perusahaan ini menjadi menarik karena menggabungkan teori dan praktek harian.
Di Indonesian hal tersebut hendaklah bisa dilakukan misalnya kerjasama pemerintah Perindustrian dan perdagangan, Universitas Indonesia dan PT Telkom dalam pengembangan software dan hardware bagi Teknologi Telekomunikasi bahkan yang telah banyak dilakukan oleh Universitas Indonesia dengan berbagai kalangan industri di dunia termasuk dengan perusahan Huawei dari China, yang merupakan perusahaan besar.
Selain itu industri dan pemerintah juga memikirkan Strategi pengembangan SDM juga perlu yang bisa dilakukan melalui sertifikasi SDM yang dikaitkan dengan struktur industri IT. Pengembangan SDM industri IT harus diarahkan pada dua sasaran: (1) penghasil dan pemelihara infrastuktur IT yang efisien dan (2) pembangun pengetahuan, ide, dan informasi yang inovatif dan penting bagi ekonomi digital. Pendidikan dan pelatihan dibutuhkan untuk menghasilkan tenaga teknis, manajemen, dan entrepreneur. SDM yang dihasilkan perlu disalurkan bagi industri Indonesia yang berorientasi ekspor maupun dicadangkan ke luar negeri.


Penutup

Belajar dari Keberhasilan India dalam membangun Industri Teknologi Informasi, khususnya industri software, telah mematahkan argumentasi bahwa hanya negara maju yang dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital. Dalam waktu kurang dari lima tahun ekspor software India telah berlipat ganda lebih dari tujuh kali lipat, menjadi USD 4 milyar di tahun 2000. Diperkirakan pada tahun 2008, ekspor software India akan mencapai USD 50 milyar! Pertumbuhan ekspor ini terjadi pada saat kebutuhan domestik software India hanya sebesar satu per tiga nilai ekspor.
Dengan sinergi dari banyak fihak, Indonesia tidak mustahil akan menjadi kekuatan baru dalam pengembangan industri informasi dunia. Dengan dukungan sumberdaya yang dimiliki, kerja keras dan banyak belajar maka industri informasi yang besar dan kuat niscaya akan menjadi kenyataan. Semoga.









DAFTAR KEPUSTAKAAN

Feather, John, (1998). the Information Society: A study at Continuity and Change, London: Library Association Publishing,
http://kompas.com/ver1/Ekonomi/0708/30/151704.htm (diakses Tgl 20 November 2007)
http://www.aeanet.org/publications/idjj_TCS_2007_overview.asp (diakses Tgl 21 November 2007)
http://www.apkasi.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=111(diakses Tgl 21 November 2007)
http://www.c-i-a.com/pr0707.htm (diakses Tgl 18 November 2007)
http://www.c-i-a.com/pr0806.htm (diakses Tgl 20 November 2007)
http://www.infoplease.com/ipa/A0908185.html (diakses Tgl 19 November 2007)
http://www.wartaekonomi.com/detail.asp?aid=8894&cid=24 (diakses Tgl 20 November 2007)
http://www.en.wikipedia.org/wiki/industri (diakses Tgl 21 November 2007)
Kompas (surat kabar), 40 Tahun Indosat Terus Berimprovisasi untuk kenyamanan Pelanggan, 2 November 2007
Lasa, HS. (1998). Kamus Istilah Perpustakaan.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Martin, William J. (1995). Global information society. Hampshire:Aslib.

Onno, W. Purbo (2004), Model Industri Telekomunikasi, Informasi & MultimediaTulisan Lepas di akses di Situs
Onno, W. Purbo (2004a), Alternatif Paradigma Industri Elektronika & Informatika Tulisan Lepas di akses di Situs
Webster, Frank (2002), Theories of the information Society, London NewYork : Rouladge
Skellon, Nick (2000) , Corporate Combat : Seni Berperang merebut pasar dalam pertempuran Bisnis, Jakarta : Erlangga

Tidak ada komentar: